Guru
Raga haus tak
kau pedulikan
Kelemahan kami
kau jadikan pacuan
Sabar! Sabar!
Itulah yang slalu kau ucapkan
Kau tinggalkan
keluarga demi tugas yang kau emban
Sedangkan
kami...
Kami menduakanmu
karena sedetik gurauan
Dan kami
menghakimimu dengan sikap acuh kami
Tapi mengapa kau
masih saja menomorsatukan kami?
Menumpahkan
lautan ilmumu pada kami?
Memperbaiki
serpihan-serpihan masa depan kami?
Maafkah yang
pantas kami ucapkan?
Tidak! Kami malu
menatap teduh bulatan matamu
Kami terjebak di
pertengahan rasa yang menyiksa kami
Namun kau...
Datang mendekap
kami
Membangunkan
kami dari tidur alpa kami
Menuntun kami
membuka gudang ilmu pengetahuan
Dan menata
kembali hidup kami yang berantakan
Guru...
Masihkah kau
ingat kenakalan kami?
Maafkan kami
yang elah meninggalkan luka di hidupmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar