Senin, 10 November 2014

puisiku lagi kawan...

ANGAN-ANGAN

Inikah keindahan fana’ tersamarkan?
Terbayang-bayang dalam cermin kaca kehidupan?
Tergelintir dalam roda perjuangan?

Aku memohon dan mengiba
Kita jalan tak lagi sama
Aku beralfa sedangkan kau berbetha
Kau buat aku berkata
Tapi kau dengan enaknya bertahta
Kau bangun asaku
Tapi dengan kejamnya kau permainkanku
Inikah logika otak besarmu?

Sungai palsumu mengalir semu
Pembangunan palsumu terhenti tak menentu
Kedokmu tersembunyi roda baru
Pejabatmu berkeliaran tak mengaku
Bahwa korupsimu adalah ilmu

Keadaanku merupakan ladang emasmu
Kau berdebat dengan petinggi ilmu demi usulan kesejahteraanku
Berlembar-lembar, berratus anggapan akan status miskinku
Kau terus berdebat dan berkilah dengan semangat yang mengebu
Dan akhirnya petinggi ilmu kalah dan mengamanatkan uang hakku padamu
Tapi, sampaikah uang itu padaku?
Tidak! Bahkan uang itu kau embat di sakumu
Kau gunakan uang itu untuk belanja istrimu
Kau gunakan uang itu untuk menyekolahkan anakmu
Dan aku? Aku memilu menatap kerakusanmu

Bertahun-tahun khianatmu berselimut senyummu
Bertahun-tahun juga statusku memerdekakanmu
Inikah nasib negeri di bawah tangan keji?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar